J ika saat membeli bahan bahan pecah belah plastik, apakah kalian menyadari sebagian besar ada label "BPA Free", lalu apa sih BPA Free itu? BPA merupakan singkatan bisphenol A – yang merupakan zat kimia yang sudah digunakan secara luas sejak tahun 1950-an. Bahan ini digunakan dalam plastik polikarbonat dan resin epoxy. Plastik polikarbonat adalah bahan yang digunakan untuk plastik plastik wadah makanan, seperti stoples, botol minum, dan tempat makan. Sementara, resin epoxy adalah bahan yang digunakan sebagai pelapis kemasan kaleng yang berfungsi untuk mencegah permukaan kaleng berkarat. Jadi, BPA free adalah kemasan yang terbebas dari bisphenol A yang sering digunakan dalam bahan yang disebutkan tadi. BPA di dalam kemasan bisa terurai dan masuk ke dalam makanan yang tersimpan di dalam kemasan tersebut sehingga jika dikonsumsi akan masuk ke dalam tubuh manusia. Food and Drug Administration menyebutkan bahwa BPA aman jika masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil. Akan t
Museum Lampung terletak di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Tepatnya di jalan H. Zainal Arifin Pagar Alam atau ZA Pagar Alam, nomor 64, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung (peta map bisa dilihat diakhir artikel ini).
Untuk tiket masuknya sendiri seperti yang tercantum di booklet :
Anak anak Rp 1.000
Mahasiswa (menunjukan KTM) Rp 2.000
Desawa Rp 5.000
Bioskop/dokumenter sanak Lampung Rp 5.000
Jasa paket pembelajaran Rp 5.000
Biasanya sudah termasuk dua booklet tentang museum Lampung.
Jam operasional :
Setiap hari selain hari libur nasional pukul 08.00 - 14.00 (selama covid ada perubahan operasional menjadi pukul 08.00 - 12.00).
Info layanan :
Seksi pelayanan UPTD Museum Negeri Prov. Lampung
No. Tel (0721) 705254, 783688
Faks. (0721) 701164
Email : museumlpg@gmail.com
Instagram : @museumlampung_ruwajurai
Youtube : Museum Lampung.
Museum Lampung mulai dibangun pada tahun 1975/1976 dan diresmikan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan pada saat peringatan hari aksara internasional tanggal 24 september 1988. Museum ini resmi diberi nama Museum Lampung Sang Bumi Ruwa Jurai pada 1 April 1990.
Saya sampai di depan museum Lampung sekitar pukul sepuluh pagi. Suasana tampak sepi dan tenang. Di depan museum terlihat parkir kendaraan mobil yang sangat luas. Di pinggir jalan depan museum, ada yang berjualan makanan seperti somay. Yang belum sarapan, lumayan nih buat ganjal perut kosong, hehe... By the way, kalau malam biasanya banyak yang berjualan di depan museum juga. Asik untuk hang out, sayangnya kalau pagi dan siang panas sekali.
Tepat masuk pelataran museum, saya disambut dengan benda bersejarah seperti jangkar raksasa, meriam dari masa perang kolonial Belanda di Lampung dan bola besi yang digunakan oleh masyarakat transmigrasi saat tahun 1950an untuk membuka lahan dan merubuhkan kayu serta tanaman di lahan yang datar sekitar wilayah Lampung Timur. Jika dilihat dari asal usul kegunaannya, wajar saja kalau ternyata salah satu bola besi ini juga majang di museum Transmigrasi di Desa Bagelen Kabupaten Pesawaran. Selain itu ada rumah panggung kenali beserta lumbung padi tua asli milik penduduk dari Lampung Barat dan Tanggamus yang langsung dipindahkan ke museum ini. Lumbung padi berasal dari way kerap Tanggamus yang diperkirakan dibangun tahun 1880 kemudian dipindahkan ke museum tahun 2001. Ada juga rambu laut yang terpanjang di halaman depan, rambu ini merupakan benda peninggalan becana letusan anak gurung Krakatau 1883 silam. Ditemukan 3 rambu di Teluk Betung, salah satunya berada di museum Krakatau dan satunya baru dipindahkan ke depan kantor pemerintahan Bandar Lampung.

Museum Lampung ini konsepnya memang mengusung 10 jenis koleksian, yaitu biologika berupa bukti alam dan lingkungan, geologika berupa bukti alam dan lingkungan dengan disiplin geologi, etnografika yang berisi budaya Lampung itu sendiri, historika berisi nilai nilai sejarah sejarah dan bukti sejarah dari masa megalitikum hingga masa peperangan dan masa transmigrasi, numismatika dan heraldika yang berupa mata uang dan tanda jasa serta pemerintahan, filologika berupa naskah naskah kuno yang terpajang di museum, teknologika berupa senjata atau alat yang memiliki teknologi tradisional untuk menunjang kehidupan masa lampau, keramalogika berupa koleksian keramik dari tanah liat, selain itu ada seni rupa lainnya yang terpanjang di museum Lampung. Geologika sebanyak 69 buah, biologika sebanyak 91 buah, etnografika sebanyak 2.095 buah, arkeologika sebanyak 316 buah, historika sebanyak 62 buah, numismatika Heraldika sebanyak 1.350 buah, filologika sebanyak 47 buah, keramologika sebanyak 692 buah, seni Rupa sebanyak 8 buah, teknografika sebanyak 24 buah. Pada tahun 2011, koleksiannya mencapai 4.735 benda.
Setiap koleksian di museum Lampung memiliki tag menjelasannya yang terdiri dari dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. So, kalau kalian kedatangan teman dari negara lain bisa nih untuk diajak berkunjung ke sini.
Gimana? Masih penasaran? Kalau masih penasaran kalian bisa langsung mengunjunginya di Bandar Lampung. Selain untuk menghibur diri dengan berwisata, museum ini juga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang budaya Lampung dan sejarah sejarah di Lampung pada masa lalu. Museum ini adalah salah satu tempat yang menurut saya wajib dikunjungi saat kalian berkunjung ke provinsi Lampung.
Semoga informasi saya ini dapat berguna dan menambah referensi teman teman semua tentang museum Lampung ya...
Jangan lupa baca artikel lainnya 🙏❤️
Follow akun kami juga di halaman about us 😉🤗
Tag:
Museum Lampung, Lampung Museum, Wisata Lampung, Lampung Tourism, Visit Lampung, Sejarah Lampung, Budaya Lampung, Wisata Bandar Lampung, Museum Lampung ada di, Museum Lampung dimana, Letak Museum Lampung
Komentar
Posting Komentar