J ika saat membeli bahan bahan pecah belah plastik, apakah kalian menyadari sebagian besar ada label "BPA Free", lalu apa sih BPA Free itu? BPA merupakan singkatan bisphenol A – yang merupakan zat kimia yang sudah digunakan secara luas sejak tahun 1950-an. Bahan ini digunakan dalam plastik polikarbonat dan resin epoxy. Plastik polikarbonat adalah bahan yang digunakan untuk plastik plastik wadah makanan, seperti stoples, botol minum, dan tempat makan. Sementara, resin epoxy adalah bahan yang digunakan sebagai pelapis kemasan kaleng yang berfungsi untuk mencegah permukaan kaleng berkarat. Jadi, BPA free adalah kemasan yang terbebas dari bisphenol A yang sering digunakan dalam bahan yang disebutkan tadi. BPA di dalam kemasan bisa terurai dan masuk ke dalam makanan yang tersimpan di dalam kemasan tersebut sehingga jika dikonsumsi akan masuk ke dalam tubuh manusia. Food and Drug Administration menyebutkan bahwa BPA aman jika masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil. Akan t
Sebenarnya
perjalanan merupakan aktivitas yang dipadukan dengan kreativitas seseorang,
yang dirancang dan dilakukan sesuai dengan kenyamanannya masing masing. Ada
beberapa gaya perjalanan yang tahu atau tidak tahu, sering dilakukan oleh para
penggemar travelling, diantaranya; backpacking, flashpacking, megaloping,
Gap-packing, atau yang paling tragis adalah Beg-packing (yang ini tidak direkomendasikan karena akan menambah jumlah pengemis di suatu negara, wkwkwk). Tapi dari keempat itu, di Indonesia sendiri terkenal gaya
backpacking dan flashpacking. Mungkin jika ditanya, belum semua orang tahu apa
perbedaan dari kedua gaya tersebut. Buat anda penggemar travelling wajib
mengetahuinya.
1.
Backpacking
Backpacking berasal dari kata backpack yang berarti ransel.
Yang disebut pengguna gaya ini adalah orang orang yang melakukan perjalanan
dengan perjalanan yang sederhana, penuh perjuangan, menggunakan akomodasi dan
transportasi berbiaya murah bahkan ada yang hitch hiking (menumpang mobil)
sampai yang bergaya tunawisma, serta semua barang barangnya dibawa dengan
menggunakan ransel. Biasanya gaya ini dilakukan oleh orang orang yang tidak
memiliki banyak uang atau budget minim tetapi berkeinginan untuk keliling
dunia. Tapi bukan Beg-packing yang sampai rela mengemis di suatu negara untuk melanjutkan ke negara berikutnya dan seterusnya. Para backpacker umumnya penuh dengan kebebasan waktu namun tetap
berorientasi pada anggaran yang sudah mereka rencanakan.
2.
Flashpacking
Gaya ini sering disebut sebut sebagai gaya para berpacker
berduit. Sebenarnya itu kurang tepat, yang tepat adalah gaya yang digunakan
oleh para petualang yang bersedia mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan
kenyamanan dan pengalaman selama di perjalaan.
Flashpacking juga sama sama menyukai kebebasan seperti
backpacking. Namun, berbeda di orientasinya saja. Kalau backpacking diatas
adalah berorintasi pada anggaran, sehingga bagaimana seminim minimnya budget
masih bisa tetap jalan. Sedangkan flashpacking bagaimana bisa menciptakan
kenyamanan dan pengalaman baru saat travelling berapapun budget yang harus
dikeluarkan, atau bagaimana mengeluarkan budget tidak terlalu besar tapi bisa
menikmati kenyamanan atau pengalaman baru.
Bagaimana?
Masih belum paham? Kita kasih contoh yukk…
1.
Dari segi
packing!
Saat flashpacker melakukan packing, dia sadar kalau dia
memiliki sepatu yang usang dan dianggapnya sudah tidak nyaman lagi saat di
pakai. Maka dia memutuskan untuk mencari dan menggantinya dengan yang baru. Dia
akan mencari cari toko adventure offline maupun online yang menyedikan berbagai
sepatu yang dia inginkan. Namun dia tetap mencari mana toko yang menyediakan
sepatu yang dia inginkan tetapi dengan harga yang tidak terlalu mahal (jika
tidak terpaksa). Jika sepatu sudah dia dapatkan, barulah dia akan merasa tenang
dan nyaman saat diperjalanan.
Sedangkan saat backpacker melakukan packing, dan sadar kalau
sepatunya sudah usang, selagi bisa dipakai dan sepatu itu tidak rewel dalam
artian jebol, dll maka dia akan tetap menggunakannya. Atau memilih alternative
lain dengan menggunakan sandal jepit. Whatever buat mereka, cuek aja. Prinsipnya
pokok’e melaku! Hehe… Dia akan menyayangkan budget minim yang untuk jalan jalan
harus terpotong untuk barang yang masih bisa dia handle. Namun jika dia
memiliki uang lebih dari total budget yang akan di keluarkannya untuk jalan
jalan, barulah dia akan melakukan hal yang sama seperti yang flashpacking
lakukan demi kegemarannya berpetualang.
2.
Memilih
Transportasi
Bagi Flashpacker yang berorientasi pada kenyamanan dan
pengalaman, jika harus memilih naik bus atau kapal laut yang waktu tempuhnya
puluhan jam sedangkan tersedia pesawat dengan waktu tempuh yang singkat,
biasanya jika tidak terlalu menginginkan memiliki pengalaman naik kapal laut
yang berpuluh puluh jam maka dia akan lebih baik memilih yang menggunakan
pesawat karena bisa lebih efesien waktu. Kalau dia ingin memiliki pengalaman
unik untuk naik kapal laut, maka dia berani mengambil ketidaknyamanannya demi
pengalamannya. So, seterah kemauan diri dia. Jika dia ingin punya pengalaman
naik kereta cepat di negara tetangga, dia akan rela mengeluarkan budget lebih
mahal untuk naik kereta cepat dari pada naik bus yang sudah pernah dia coba.
Sedangkan untuk backpacker, jika ada alternative yang menyediakan
budget lebih murah dan bisa mengirit anggaran, yaa ayooo ready ready aja berangkat
menggunakan alternative itu. Mungkin dia akan menambahkan waktu by kapal laut
dalam itinerarynya sehingga semakin membutuhkan waktu lama. Mau kondisinya
seperti apa dan akan bagaimana, ya harus siap menjalaninya. Kalau selagi naik
bus lebih murah di banding naik kereta cepat, dia memilih untuk naik bus. Tapi
bukan berarti backpacker miskin pengalaman. Bisa jadi dia memadukan unsur
backpacking dan flashpacking. Seperti tujuan awal dari rumah dia ingin naik
kereta cepat, so, dia akan menambah budget di itinerarynya menggunakan itu dan
mungkin akan mengurangi budgetnya di penginapan sehingga harus memilih
penginapan yang paling murah.
3.
Memilih Penginapan
Bagi flashpacker, kenyamanan adalah nomor pertama saat
memilih penginapan. Namun kenyamanan tentu tidak hanya dia dapat dari
penginapan atau hotel yang mahal. Selagi dia ada penginapan yang murah dan
menyediakan kenyamanan menurutnya, dia akan lebih memprioritaskannya, jika
tidak ada yaaa dia tidak masalah mengeluarkan budget lebih besar.
Sedangkan bagi backpacker, poin utama yang dia cari adalah
penginapan yang murah di tempat tujuannya. Pokoknya mau bagaimanapun kondisi
penginapannya, selagi ketidaknyamanan bisa dia tangani dengan baik maka dia
akan mengambil pilihan itu.
Mungkin dari ketiga contoh tersebut,
anda sudah paham? Sekarang, manakah gaya travelling kalian? Backpacking kah?
Atau flashpacking? Semua bisa anda jawab dengan mudah sekarang.
Komentar
Posting Komentar